tag:blogger.com,1999:blog-54460698370904503892024-03-13T22:45:27.166-07:00Blognya LISUMA IndonesiaBlognya LISUMA Indonesia adalah media informasi yang sengaja dibuat agar informasi yang sesungguhnya dari dunia gerakan dan aktifitas para aktivis dapat dipublikasikan dengan murni tanpa ada penyelewengan informasi di dalamnya. Dalam LISUMA Indonesia terdapat Divisi-divisi yang meliputi divisi ekonomi, sosial, politik, dan hukum. Dimana kesemuanya itu dalam programnya akan selalu di beritakan dalam blog ini.blog lisumahttp://www.blogger.com/profile/15371660843613675131noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-5446069837090450389.post-10312356425178243472008-03-10T04:23:00.000-07:002008-03-10T04:24:17.751-07:00<div style="border: 1px solid rgb(187, 187, 187); padding: 5px;"><div style="text-align: center; width: 150px;"> <a href="http://profiles.friendster.com/lisumaindonesia" style="color: #528bc0; font-family: verdana,arial,helvetica,sans-serif; font-size: 10px;" onmouseover="this.style.color='#ff6619'" onmouseout="this.style.color='#528bc0'"> <img src="http://images.friendster.com/images/friendster_logo1.gif" alt="" border="0" width="100" /><br/> </a> </div> </div>blog lisumahttp://www.blogger.com/profile/15371660843613675131noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5446069837090450389.post-52576622719513547692008-03-10T04:22:00.001-07:002008-03-10T04:23:14.642-07:00<div style="border: 1px solid rgb(187, 187, 187); padding: 5px;"><div style="text-align: center; width: 150px;"> <a href="http://profiles.friendster.com/lisumaindonesia" style="color: #528bc0; font-family: verdana,arial,helvetica,sans-serif; font-size: 10px;" onmouseover="this.style.color='#ff6619'" onmouseout="this.style.color='#528bc0'"> <img src="http://images.friendster.com/images/friendster_logo1.gif" alt="" border="0" width="100" /><br/> <img src="http://photos-138.friendster.com/e1/photos/83/11/63541138/1_159685058s.jpg" alt="" border="0" width="100" /><br/> </a> </div> </div>blog lisumahttp://www.blogger.com/profile/15371660843613675131noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5446069837090450389.post-24346429198698787452008-01-07T03:29:00.000-08:002008-01-07T03:47:27.392-08:00Program Lisuma; Proyeksi Awal Tahun<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Lingkar Studi Mahasiswa <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> akan mengadakan acara yang bertajuk Proyeksi Awal Tahun. Dimana kegiatan tersebut akan berujung pada penciptaan resolusi untuk bangsa <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>. Adapun acara tersebut adalah kerjasama antara seluruh divisi LISUMA Indonesia; yaitu divisi Ekonomi, Divisi Politik, Divisi Sosial, dan Divisi Hukum.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Acara yang memakan waktu satu bulan ini diharapkan mampu menjadi masukan untuk pemerintah saat ini. Karena pada pelaksanaan programnya, acara ini menganut system objektifitas kritis. Dimana resolusi awal tahun untuk bangsa hadir dari embrio forum yang sifatnya ilmiah dan juga melalui riset guna mendapatkan suara objektif dari mahasiswa. Karena sudah saatnya mahasiswa di era ini berkontribusi dalam penyelesaian masalah Negara.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Pergeseran paradigma memang teramat kentara dalam program acara ini. Dimana dalam memfungsikan sebagai control social LISUMA mengedepankan nilai-nilai objektifitas sempurna guna menimbulkan nilai-nilai kritis solutif, dengan tanpa menghilangkan gerakan fisik yang bersifat moral. Hal tersebut berangkat dari sebuah motto; sudah saatnya angkatan 2000-an bangkit dan melawan tirani dan ketidak adilan dengan <st1:city st="on"><st1:place st="on">gaya</st1:place></st1:City> yang lebih moderen. Moderasi tersebut dinilai akan teramat berguna. Karena masyarakat sebagai sahabat mahasiswa sudah muak dengan seporadisme gerakan mahasiswa jaman sekarang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Untuk itulah pembaca yang budiman, kami hadirkan konsep acara kami yang akan kami laksanakan tersebut. Berikut adalah sekilas konsep acaranya :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 20pt; font-family: "Comic Sans MS";">PROYEKSI AWAL TAHUN</span></b><b style=""><span style="font-size: 20pt; font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 20pt; font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 20pt; font-family: "Comic Sans MS";">“MEMBANGUN BANGSA YANG TERPURUK”</span></b><span style="font-size: 14pt; font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 14pt; font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 14pt; font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS";">PENDAHULUAN</span></b><b style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span>Krisis multidimensional yang melanda bangsa <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">indonesia</st1:place></st1:country-region> yang kemudian “ diobati ” dengan reformasi, ternyata diikuti pula oleh beberapa anomali yang bersifat kontraproduktif, yakni krisis etika dan moralitas yang semakin akut. Perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi penyakit bangsa ini. Dekadensi moral yang luar biasa merupakan penyebab utama keterpurukan bangsa yang dulu di kenal santun dan taat beragama. Aneh memang, ban</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">g</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">sa yang berlandaskan falsafah negaranya pada KETUHANAN YANG MAHA ESA, ternyata menjadi negara yang paling korup di <st1:place st="on">Asia</st1:place> dan dunia. Angka Human Development Index ( HDI ) kita juga tertinggal jauh dengan negara yang dulunya tertinggal dengan kita atau bahkan dengan negara yang dulunya belajar dengan kita.</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span>Prestasi yang semakin menurun dan citra yang buruk merupakan ironi bagi kita. <st1:place st="on">Para</st1:place> pakar berpendapat bahwa krisis moneter yang menggelinding menjadi krisis multidimensional salah satu penyebabnya adalah negara ini kekurangan orang – orang yang baik dan benar atau kata lainnya adalah orang – orang yang mau membangun bangsa ini dengan mengorbankan segala jiwa raganya. Yang kemudian orang tersebut dapat diposisikan sebagai pemimpin negara ini, guna membangun bangsa yang sedang terpuruk dan akan semakin terpuruksehingga menjadi bangsa yang bangkit dan maju sesuai dengan cita – cita para founding father negara ini.</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span>Kenyataan menunjukan bahwa perkembangan ban</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">g</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">sa <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">indonesia</st1:place></st1:country-region> dalam beberapa tahun terakhir ini mengarah kepada perubahan yang bersifat regresif ( mundur ), terutama dalam bidang etika dan moral. Berbagai bentuk KKN terjadi pada semua lini kehidupan, sampai pada akhirnya KKN dianggap sebagai sesuatu yang “ lumrah ”, biasa saja. Kondisi tersebut sebenarnya terjadi akibat sup</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">re</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">masi hukum di negara ini tidak pernah di tegakkan secara baik dan benar atau dengan kata lain para penegak hukumnya pun mengalami krisis etika dan moral, sehingga KKN melanda dan berdampak pada perekonomian yang semakin menjauh dari paradigma ekonomi pro rakyat sehingga kemudian berdampak pula pada kesejahteraan sosial yang minim. Sehingga wajar bila “ angka kemiskinan ” di negara ini selalu bertambah tiap tahunnya. Masalah kemiskinan memang bukan berbicara tentang angka – angka, akan tetapi angka – angka tersebut didapat dari realitas dilapangan yang menunjukkan betapa banyaknya orang miskin di negeri ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span>Di awal tahun 2008 ini, sudah saatnya semua anak bangsa berbicara mengenai proyeksi atau resolusi untuk negeri ini ke depannya. Baik dalam proyeksi jangka pendek, menengah, dan panjang. Karena berdirinya negara ini berkat perjuangan bersama, maka membangun keterpurukannya pun harus bersama. Pembangunan bangsa ini harus difokuskan pada sektor ekonomi, sosial budaya, politik, dan hukum, yang merupakan pilar utama bagi bangkitnya bangsa. Karena keterpurukan yang terjadi saat ini adalah akibat dari ke – empat pilar tersebut tidak secara signifikan dibangun, bahkan sembrono dalam pengaplikasiannya, dan yang lebih parahnya ke – empat pilar tersebut hanya dijadikan unsur – unsur sumpah serapah dalam setiap momen yang menguntungkan secara politik bagi elit politik busuk yang tidak sama sekali memiliki hati yang bersih serta jiwa yang cinta tanah air. Sudah saatnya bangsa ini dibersihkan dari kotoran – kotoran berupa manusianya, tindakannya, sifatnya, perilakunya, serta hegemoninya yang membawa kehancuran. Jika pemimpin saat ini gagal membangun bangsa yang terpuruk ini, maka serentak kita katakan mereka gagal. Jangan lagi diberikan kesempatan untuk orang – orang gagal demi keberhasilan kedepannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS";">NAMA KEGIATAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";">PROYEKSI AWAL TAHUN</span></i></b><b style=""><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS";">TEMA KEGIATAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";">“ ME</span></i></b><b style=""><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">M</span></i></b><b style=""><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";">BANGUN BANGSA YANG TERPURUK “<o:p></o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS";">TUJUAN KEGIATAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 48pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Mencari sebuah solusi dari permasalahan bangsa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 48pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Mewujudkan Peran Mahasiswa Sebagai <i style="">Agent Of Change<span style=""> </span>and </i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 48pt; text-align: justify;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style=""> </span>Social Control</span></i><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Sebuah persembahan dari anak bangsa untuk kemajuan bangsa.</span><span style="font-size: 10pt; font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 48pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Memberikan Resolusi Untuk Indonesia.</span><span style="font-size: 10pt; font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS";">BENTUK KEGIATAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Kegiatan ini memiliki 3 ( tiga ) langkah yang berbeda dalam bentuknya, adapun bentuk – bentuk kegiatannya adalah sebagai berikut :</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b style=""><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Langkah pertama</span></i></b><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> adalah<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span>Mengadakan seminar – seminar di 4 ( empat ) kampus dengan tema yang berbeda. Yang pertama seminar dengan Tema </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Hukum</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> yang akan diadakan di Kampus </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Universitas Muhammadiyah Jakarta</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">. Yang kedua seminar dengan Tema </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Sosial</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> yang akan diadakan di </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Kampus C Trisakti</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">. Yang ketiga seminar dengan Tema Politik yang akan diadakan di Unversitas <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>. Yang keempat seminar dengan Tema Ekonomi yang akan diadakan di Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan Indonesia ( STEKPI ).</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span><b style=""><i style="">Langkah kedua</i></b><i style=""> adalah<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span>Mengadakan survey ke seluruh kampus yang ada di </span><st1:country-region st="on"><st1:place st="on"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Indonesia</span></st1:place></st1:country-region><span style="font-family: "Comic Sans MS";">, dengan menggunakan metodologi survey lewat penyebaran kuesioner kepada responden. Dimana responden adalah mahasiswa dari tiap – tiap kampus</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"> dari perwakilan masing-masing Provinsi</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">.</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span><b style=""><i style="">Langkah ketiga</i></b><i style=""> adalah :<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span>Menggelar Mimbar Bebas untuk seluruh elemen masyarakat. Acara diisi dengan Orasi Ilmiah, para tokoh mahasiswa, tokoh bangsa, dan perwakilan masyarakat untuk mendekla</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">ra</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">sikan resolusi 2008 untuk membangun bangsa yang terpuruk. Adapun resolusi tersebut berasal dari seminar – seminar di empat kampus, hasil survey, dan gagasan tokoh – tokoh lewat orasi ilmiah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS";">WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Untuk kegatan pertama, yaitu seminar di 4 ( empat ) kampus adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span><i style="">Seminar Pertama<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span></span></i><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Hari / Tanggal<span style=""> </span>:<span style=""> </span></span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Jum’at</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> / </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">11</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> Januari 2008<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Waktu<span style=""> </span>:<span style=""> </span>Pukul 13.00 – selesai.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Tempat<span style=""> </span><span style=""> </span>:<span style=""> </span>Aula Kampus </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Universitas Muhammadiyah <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style=""> </span>Jakarta<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Seminar Kedua<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span></span></i><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Hari / Tanggal<span style=""> </span>:<span style=""> </span></span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Rabu</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> / </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">16</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> Januari 2008<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Waktu<span style=""> </span>:<span style=""> </span>Pukul 13.00 – selesai.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Tempat<span style=""> </span><span style=""> </span>:<span style=""> </span>Aula Kampus</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"> C Trisakti</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">, </span><st1:city st="on"><st1:place st="on"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Jakarta</span></st1:place></st1:City><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Seminar Ketiga<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span></span></i><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Hari / Tanggal<span style=""> </span>:<span style=""> </span>Kamis / 17 Januari 2008<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Waktu<span style=""> </span>:<span style=""> </span>Pukul 13.00 – selesai.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Tempat<span style=""> </span><span style=""> </span>:<span style=""> </span>Pusat Studi Jepang, FIB UI Depok<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Seminar Keempat<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style=""><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><span style=""> </span></span></i><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Hari / Tanggal<span style=""> </span>:<span style=""> </span></span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Sabtu</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> / </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">19</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> Januari 2008<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Waktu<span style=""> </span>:<span style=""> </span>Pukul 13.00 – selesai.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Tempat<span style=""> </span><span style=""> </span>:<span style=""> </span></span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Aula Kampus</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> STEKPI, <st1:city st="on"><st1:place st="on">Jakarta</st1:place></st1:City><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Untuk kegiatan kedua yaitu penyebaran kuesioner di seluruh Perguruan Tinggi di Jakarta adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Tanggal<span style=""> </span>:<span style=""> </span>07 – 26 Januari 2008<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Waktu<span style=""> </span>:<span style=""> </span>tentatif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Tempat<span style=""> </span>:<span style=""> </span>Seluruh Perguruan Tinggi yang ada di </span><st1:country-region st="on"><st1:place st="on"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Indonesia</span></st1:place></st1:country-region><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style=""> </span>dari perwakilan masing-masing provinsi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Untuk kegiatan ketiga yaitu</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"> Orasi Ilmiah</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Hari / Tanggal<span style=""> </span>:<span style=""> </span>Senin / </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">2</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">8 Januari 2008<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Waktu<span style=""> </span>:<span style=""> </span></span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">P</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">ukul 13.00 – selesai<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Tempat<span style=""> </span><span style=""> </span>:<span style=""> </span>Perpustakaan Nasional RI.</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS";">PESERTA KEGIATAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Adapun peserta kegiatan ini adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Anggota Lingkar Studi Mahasiswa Indonesia<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Ormawa Kampus<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Organisasi Mahasiswa<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Kemasyarakatan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN">LSM</span></p><br /><p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"></p>acara ini terbuka untuk utama, dengan pengecualian; yang diperkenankan hadir hanyalah warga negara Indonesia yang menginginkan kemajuan untuk bangsanya. adapun para pembicara yang turut mendukung acara ini adalah :<br /><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Patra Zein <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Tri Medya Panjaitan (Anggota DPR-RI)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Todung Mulya Lubis<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Rantawan</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"> </p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk, Irgan Chairul Mahfiz (Depsos)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk, Hotbonar Sinaga (Dirut PT. Jamsostek)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk, Munawar Soleh (Anggota DPR-RI)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Sdr, Sidratahta (Pengamat Sosial)</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"> </p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Arby Sanit (Akademisi)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Sukardi Rinakit (Pengamat Politik)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Sdr. Idrus Marham (Anggota DPR-RI)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Akbar Tanjung (Tokoh Politik)</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"> </p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Didik J. Rachbini (Anggota DPR-RI)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Faisal Basri (Pengamat Ekonomi)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Djarot Ramelan (Akademisi)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IN"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Calibri;" lang="IN">Bpk. Rizal Ramli (mantan Menteri Ekonomi)</span></p>Dan masih banyak tokoh bangsa yang diundang dalam orasi ilmiah pada acara puncak nanti.(MCB) <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br /><span style="font-family: Calibri;" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br /><span style="font-family: Calibri;" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Calibri;" lang="IN"></span><br /></p><span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri;" lang="IN"></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><o:p> </o:p></span></p>blog lisumahttp://www.blogger.com/profile/15371660843613675131noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5446069837090450389.post-17693976609965148802008-01-07T02:11:00.000-08:002008-01-07T02:30:49.412-08:00Hegemoni : Kepemimpinan-Moral-Intelektual; Definisi, Metode, dan Praktik<p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="font-size: 8pt;">in the generic<span style=""> </span>manipulation of societies of control…<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="font-size: 8pt;">there is no need to ask which is the toughest or most tolerable regime<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt;">dalam manipulasi generik dari<span style=""> </span>masyarakat terkontrol…<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt;">tidak perlu lagi dipertanyakan, rezim manakah yang paling toleran<i> <o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="font-size: 8pt;">(Delueze: Societies of Control)</span><o:p></o:p></i></p><div style=""> <table cellpadding="0" cellspacing="0" hspace="0" vspace="0"> <tbody><tr> <td style="padding: 0in;" align="left" valign="top"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 24.95pt; page-break-after: avoid; vertical-align: baseline;"><i><span style="font-size: 28pt; font-family: Arial;"><br /></span></i></p> <br /></td> </tr> </tbody></table> </div> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"> Sebelum masuk ke dalam<span style=""> </span>pengertian<span style=""> </span>hegemoni sebagai<span style=""> </span>modus<span style=""> </span>eksistensi<span style=""> </span>beberapa<span style=""> </span>miskonsepsi<span style=""> </span>atau<span style=""> </span>salah<span style=""> </span>sangka mengenai hegemoni<span style=""> </span>sendiri<span style=""> </span>harus<span style=""> </span>dibenarkan.<span style=""> </span>Pertama mengacu kepada<span style=""> </span>peristilahan<span style=""> </span>Antonio Gramsci<span style=""> </span>tokoh sosialis<span style=""> </span>Italia,<span style=""> </span>pengertian<span style=""> </span>hegemoni<span style=""> </span>sebenarnya<span style=""> </span>adalah<span style=""> </span>praktik<span style=""> </span>dominasi<span style=""> </span>kekuatan pemerintah (<i>state</i>) terhadap<span style=""> </span>publik (<i>people/civic</i>)<span style=""> </span>dengan cara<span style=""> </span>“halus”.<span style=""> </span></span><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Dalam praktek<span style=""> </span>dominasi ini, kelas<span style=""> </span>dominan<span style=""> </span>tidak <span style=""> </span>secara<span style=""> </span>kentara<span style=""> </span>menyusun<span style=""> </span>aturan<span style=""> </span>permainan, memaksa, mengajak atau mengontrol<span style=""> </span>kelas terdominasi.<span style=""> </span>Demikian pula<span style=""> </span>kelas<span style=""> </span>terdominasi yang tanpa sadar (<i>unconciusness</i>) dan tanpa paksa (<i>unforceness</i>)<span style=""> </span>mengikuti<span style=""> </span>permainan<span style=""> </span>tadi. Adalah<span style=""> </span>pengertian<span style=""> </span>yang<span style=""> </span>salah<span style=""> </span>ketika menganggap<span style=""> </span>hegemoni<span style=""> </span>bekerja<span style=""> </span>dengan cara represif saja, apalagi menganggap praktik hegemoni adalah perbuatan yang berkaitan dengan kejahatan belaka. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Antonio Gramsci adalah sosiolog Italia, yang dikenal karena gagasan originalnya tentang praktik kekuasaan dalam ruang publik. Ketika Gramsci aktif dalam gerakan sosialis<span style=""> </span>di tahun 1920-an menentang dominasi raja dan fasisme di Italia, ia<span style=""> </span>banyak<span style=""> </span>menelaah pemikiran dialektika sejarah dari Karl Marx tentang<span style=""> </span>pertentangan kelas<span style=""> </span>tertindas dengan penindas (proletarian-borjuis). Ketika Gramsci<span style=""> </span>dipenjara<span style=""> </span>karena<span style=""> </span>kritiknya terhadap fasisme<span style=""> </span>Mussolini, ia mulai<span style=""> </span>menulis<span style=""> </span>catatan<span style=""> </span>harian ilmiah yang menerangkan<span style=""> </span>bagaimana<span style=""> </span>ramalan dan ide-ide besar Marx<span style=""> </span><span style=""> </span>tentang<span style=""> </span>revolusi<span style=""> </span>kaum proletar<span style=""> </span>ternyata<span style=""> </span>tidak<span style=""> </span>pernah terjadi. Gramsci menilai bahwa gerakan kaum Marxis pada suatu kondisi mengalah pada kekuatan dominan (<i>borjuis</i>). Penjinakan yang dilakukan kelompok dominan telah berhasil menangguhkan revolusi<span style=""> </span>kelas<span style=""> </span>bawah ini untuk segera meredup bahkan berhenti sama sekali. Ia menyebut praktik-praktik penjinakan tadi sebagai praktik <i>hegemoni</i>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Telaahnya sebagai seorang ilmuwan sosial tidak sekedar lompatan kesimpulan bahwa revolusi menjadi batal, Gramsci membuat rincian metodologi, fakta-fakta mengenai relasi dan pembagian kekuasaan sosial. Ia sendiri turun berperang dan memberikan pandangan-pandangan ilmiah mengenai konflik-konflik seputar kekuasaaan. Kelak pemikirannya tentang hegemoni inilah yang membawa ilmu-ilmu sosial menjadi lebih kompleks dan menarik. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Menurutnya, hegemoni muncul<span style=""> </span>karena<span style=""> </span>beberapa<span style=""> </span>alasan sederhana. Bagi Gramsci alasan terpenuhinya<span style=""> </span>akses<span style=""> </span>atas ruang material (<i>economic space</i>)<span style=""> </span>dan<span style=""> </span>saluran<span style=""> </span>berpendapat (<i>political space</i>)<span style=""> </span>bagi<span style=""> </span>kelas proletar<span style=""> </span>adalah argumentasi mengapa revolusi kelas yang<span style=""> </span>idamkan<span style=""> </span>Marx<span style=""> </span>tidak tercapai.<span style=""> </span>Kelompok dominan (<i>dominate class</i>)<span style=""> </span>berhasil<span style=""> </span>melakukan<span style=""> </span>tawaran<span style=""> </span>ekonomis terhadap<span style=""> </span>kelompok<span style=""> </span>terdominasi<span style=""> </span>(<i>dominated class</i>)<span style=""> </span>dalam hal ini adalah kelas buruh, dengan memberi subtitusi waktu kerja lebih dengan nilai<span style=""> </span>tambah (<i>added<span style=""> </span>value</i>) dalam bentuk intensif, bonus-bonus, jaminan kesehatan, kredit, dan asuransi. Di sisi politik, kelas dominan memberikan ruang kebebasan berekspresi yang lebih luas, dan waktu untuk berserikat yang lebih luang. Kekuasaan dominan tadi lebih jauh membuka juga kebebasan<span style=""> </span>berpolitik praktis dalam bentuk pendirian serikat-serikat kerja bahkan juga partai bagi kelas bawah (partai buruh). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Dari kenyataan dialog-dialog yang ditawarkan<span style=""> </span>di dalam<span style=""> </span>ruang<span style=""> </span>ekonomi<span style=""> </span>dan politik, Gramsci<span style=""> </span>menemukan jika<span style=""> </span>hegemoni<span style=""> </span>kelompok dominan tidak<span style=""> </span>selalu bekerja<span style=""> </span>dengan<span style=""> </span>cara mereduksi/mengekang<span style=""> </span>keinginan-keinginan<span style=""> </span>beroposisi<span style=""> </span>dari kelompok bawah (<i>grass root</i>) dan penekan<span style=""> </span>(<i>pressure groups</i>), namun juga<span style=""> </span>dapat bersinergi<span style=""> </span>dengan proses represif terhadap<span style=""> </span>kelompok<span style=""> </span>pembangkang (<i>anti status quo</i>). Akomodasi negara (<i>state</i>) dan pengusaha (<i>capital</i>) terhadap kelompok terdominasi ini dilakukan dalam kerangka praktik kekuasaan secara menyeluruh. Dalam<span style=""> </span>hegemoni, proses reduksi<span style=""> </span>dengan kekuatan dilakukan untuk menutup saluran perlawanan dari kelompok penekan, sementara<span style=""> </span>akomodasi ditujukan kepada kelompok yang dapat diajak bernegosiasi untuk menciptakan aliansi-aliansi.<span style=""> </span></span><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Istilah ini<span style=""> </span>dikenal dalam terminologi politik modern dengan istilah manajemen konflik belah bambu (<i>stick and carrot policy</i>).<span style=""> </span>Sebagaimana tulisnya :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent2" style="text-indent: 0in;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: right; text-indent: 0in;" align="right"><span style="font-size: 8pt;">A class dominant in two ways, i.e. ‘leading and dominant’. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: right; text-indent: 0in;" align="right"><span style="font-size: 8pt;">It leads the classes which are its allies, and dominates those which are its enemies.</span><span style="font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;" lang="ES">Satu kelompok mendominasi dalam dua cara. “Kepemimpinan dan dominansi”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;" lang="ES">Ia menjadi pimpinan kelompok yang dianggap sekutu, <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;" lang="ES">dan mendominasi kepada mereka yang dianggap musuh</span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="ES">.</span><a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><span style="" lang="ES">Hegemoni cenderung bekerja dengan cara mencari dukungan yang legitimet dan legal dari kelompok mayoritas yang terdominasi<span style=""> </span>melalui proses-proses yang <span style=""> </span>“demokratis”. Penciptaan opini publik, pemilihan umum, parlemen, media massa, dan organ intelektual adalah bentuk-bentuk saluran untuk melegalisasi proses hegemoni melalui cara-cara yang “sah”. Dalam format seperti itu proses penghegemonian dari group dominan akan menampakkan wajah yang sangat adoptif terhadap segala isu-isu yang di arahkan kepada kekuasaan, <span style=""> </span>dengan<span style=""> </span>maksud menunjukkan bahwa kekuasaan mereka sangat ‘demokratis’. Kekuasaan tidak berwujud tirani melainkan mengakomodir segala <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><span style="" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><span style="" lang="ES">Dimana legitimasi diperoleh melalui penciptaan opini, parlemen, dan legalisasi oleh kelompok inteletual-moral. Sebagaimana pembagiannya di atas, Gramsci menambahkan pokok intelektual-moral sebagai manifestasi kelompok supremasi. setiap orang dalam pandangannya tidak dapat tidak akan selalu mempraktikkan intelektualitas dalam setiap aktivitasnya. <i><o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;">: that the supremacy of a social group manifest itself in two ways, as dominantion <o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;">and as intellectual and moral leadership…dominates antagonistic groups, <o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;">which it tends to liquidate, or to subjugate perhaps even by force.</span></i><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;" lang="ES">…bahwa kelas utama dari kelompok sosial mewujudkan dirinya dalam dua cara, <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;" lang="ES">dominasi, dan sebagai acuan kepemimpinan intelektual dan moral…<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;" lang="ES">dominasi terhadap kelompok perlawanan, ditujukan untuk membekukan, <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;" lang="ES">atau memilah dengan paksaan jika diperlukan</span><a style="" href="#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;" lang="ES">.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><span style="" lang="ES">Oleh karenanya setiap orang adalah intelektual organis bagi masyarakat dalam pandangan Gramsci, dengan sendirinya tidak ada intelektual yang dapat diam menghadapi realitas yang terjadi. Permasalahannya adalah dilema ketika intelektual harus memilih untuk turut serta dalam praktik peguasaan modal, politik, dan sosial atas kelompok minoritas dominan atau turut kepentingan kelompok mayoritas terdominasi. </span>Sedemikian penting fungsi intelektual Gramsci mencatat;<span style=""> </span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyText2"><i><span style="font-size: 8pt;">Critical self-consciousness means, historically and politicaly, the creation of an elite of intellectuals.<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoBodyText2"><i><span style="font-size: 8pt;">A human mass does not distinguish itself, does not become independent in its own right <o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoBodyText2"><i><span style="font-size: 8pt;">without in the widest sosial sense, organising itself: and there is no organisation without intellectuals, <o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoBodyText2"><i><span style="font-size: 8pt;">that is without organisers and leaders…But the process of creating intellectuals is long and difficult, <o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoBodyText2"><i><span style="font-size: 8pt;">full of contradictions, advances and retreats, dispersal and regrouping, <o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoBodyText2"><i><span style="font-size: 8pt;">in which the loyalty of the masses is often sorely tried.<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoBodyText2"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2"><span style="font-size: 8pt;">Kesadaran kritis<span style=""> </span>bermakna, bahwa masalah sejarah dan politik, adalah masalah membentuk kelompok elit intelektual. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2"><span style="font-size: 8pt;">Suatu kelompok massa tidak dapat memilah dirinya untuk menjadi bebas tanpa kepekaan sosial yang luas untuk mengorganisasi diri, dan tidak ada organisasi tanpa kaum intelektual, organisator, serta pemimpin…Tetapi proses membentuk intelektual membutuhkan waktu panjang dan sulit, penuh kontradiksi, menantang atau berdamai, memecah atau menyatukan. Dimana (penciptaan) loyalitas massa sering meminta keseriusan yang tinggi.</span><a style="" href="#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-size: 8pt;"> </span><i><o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Dengan demikian dalam pandangan Gramsci, hegemoni bukanlah praktik yang tidak dapat diciptakan kembali. Hegemoni tidak dapat dipandang sebagai prosedur pengontrolan massa dengan tujuan kekuasaan belaka. Ia dapat dilakukan untuk menarik dukungan dan menciptakan pengikut yang loyal dalam menjabarkan gagasan besar, moral dan intelektual dengan tujuan yang bermanfaat kepada masyarakat umum (kelompok yang dihegemoni). </span><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Sejujurnya bagi Gramsci praktik relasi kuasa akan selalu bertujuan mengambil alih kepemimpinan moral dan intelektual dengan segala cara dan kesulitan yang mendalam. Untuk itu menurutnya intelektualitas akan menjadi subjek yang penting dalam perubahan sosial. Dimana untuk melakukan perubahan sosial, masyarakat awam meniscayakan kebutuhannya akan sosok intelektual yang dapat terlibat di dalam perubahan itu sendiri. Ia menyebut intelektual yang mau bekerja untuk suatu perubahan sosial dengan istilah <i>intelektual organik</i>. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Di lain waktu peran pembentukan intelektual organis sendiri akan menjadi dilema dan bagian dari proses hegemoni yang selalu menampilkan sisi tautologi (bertolak belakang). Di satu sisi intelektual adalah harapan masyarakat untuk perubahan, di sisi lain ia dapat berfungsi sebagai alat untuk mendominasi kekuasaan. Adalah Louis Althuser, Julian Benda, Michele Foucault, dan Edward Said yang mengembangkan kedudukan intelektual dan ilmu pengetahuan sebagai aparatur kekuasaan dalam bentuk teori-teori yang lebih rinci.<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <h2>Ideological State Aparatus </h2> <h2 style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-weight: normal;"><o:p> </o:p></span></h2> <h2 style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-weight: normal;">Louis Althuser, adalah orang yang menjabarkan pandangan Marx dalam analisa kritis. Serupa dengan Gramsci,<span style=""> </span>menurutnya teori dialektika historis dalam wilayah sosial dalam thesis Marx, memiliki kekurangan-kekurangan. Wilayah yang dikritisinya adalah, bahwa telah menjadi kebutuhan jika intelektual yang <i>nota bene </i>berasal dari kelompok menengah untuk mengorganisir pergerakan kelompok bawah (proletar) dalam menghadapi kelompok atas (borjuis). Posisi kelas menengah ini terabaikan dalam teori Marx kalau tidak boleh dikatakan hanya disinggung sedikit. Kemampuan kelompok ini mereorganisasi diri dalam bentuk kelompok-kelompok kepentingan adalah adaptasi terhadap pola represi dan hegemoni yang dihadirkan kelas dominan. <o:p></o:p></span></h2> <h2 style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-weight: normal;"><o:p> </o:p></span></h2> <h2 style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-weight: normal;">Serupa dengan pandangan Althuser, adalah pendapat Dominic Strinati, ilmuwan sosial yang membahas Gramsci, bahwa kenyataan tidak munculnya kelas-kelas perlawanan adalah, kenyataan bahwa tindakan represif dari kelas dominan tidak mengalami perlawanan frontal melainkan masyarakat terdominasi memiliki alasan sendiri untuk menerima kondisi didominasi. Singkatnya masyarakat awam dan sekelompok intelektual menganggap bahwa hegemoni adalah kenyataan hidup, untuk itu dianggap saja sebagai suratan nasib.<o:p></o:p></span></h2> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><i><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;">…Gramsci’s theory suggests that subordinated groups accept the ideas, values and leadership of the dominant group <o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal"><i><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;">not because they are physically or mentally induced to do so, nor because they are ideologically indoctrinated, <o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal"><i><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;">but because they have reason of their own.<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;">Teori dari Gramsci menyebutkan bahwa kelompok subordinat menerima ide-ide, nilai-nilai dan kepemimpinan dari kelompok dominan bukan karena alasan fisik atau mental belaka, sehingga mereka untuk terpaksa menerima hal demikian, tidak juga karena alasan doktrin ideologis, namun karena mereka memiliki alasannya sendiri.</span><a style="" href="#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;"> </span><b><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;">Disebabkan kurangnya kesadaran awam akan perubahan maka dalam transformasi sosial, kelompok menengah, kaum terpelajar, dan intelektual memainkan peran penting dalam struktur kekuasaan di wilayah publik. Adalah terlalu naif mengharapkan persoalan kelas diselesaikan oleh kelompok terdominasi tanpa adanya keterlibatan kelompok intelektual dan kaum agamawan (moralis). Pentingnya peran kelompok ini menjadi alasan bagi kelompok dominan (negara dan kapital) untuk mengambil alih kepemimpinan dan mengusai kelompok moralis-intelektual dalam kontrol gugus kekuasaan mereka. Gugus ini berfungsi menjinakkan intelektual dan memfungsikannya sebagai bumper kekuasaan dominan dalam menghadapi kelompok-kelompok perlawanan. </p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;">Gugus ini oleh Althusser disebutnya dengan istilah <i>Ideological State Apparatus/ISA </i>(aparatur ideologis negara) istilah yang dikembangkannya dari gugus aparatur negara (<i>State Apparatus/SA</i>) dari Karl Marx. Dalam teorinya Marx membagi praktik hegemoni apartur ini kepada gugus </p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Pemerintah</p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Administratif</p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style=""> </span>Polisi</p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Tentara, dan Pengadilan</p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style=""> </span>Pejabat aparatur negara. </p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.25in;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;">Kesemuanya menurut Marx berfungsi sebagai <i>Repressive State Apparatus</i>, aparatus penekan. Pada praktiknya elemen negara ini akan berlaku represif dalam rangka menjalankan prosedur pengontrolan terhadap kelompok-kelompok terdominasi. Lebih jauh, dalam gagasan teorinya, Louis Althusser menambahkannya dengan ;</p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Agama,</p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Pendidikan, </p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Keluarga, </p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Hukum </p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Politik </p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Perdagangan </p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Departemen Penerangan</p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Aparatur Kebudayaan</p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 0.25in;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.25in;">Gugus yang ditawarkan Althusser dikemudian hari menjadi bagian penting dari terminologi hegemoni modern yang lebih kompleks. Bahwa kenyataannya pengadaan lembaga-lembaga ini difungsikan untuk membagi, memecah, atau mengakomodasi kelompok-kelompok intelektual dalam disiplin-disiplin parsial kelompok kepentingan dan mengalihkannya dari ide-ide keadilan, kesetaraan, kesamaan, universal yang dibutuhkan masyarakat. Aparatur penekan ini juga berfungsi sebagai alat kontrol kepada <i>interest groups </i>dalam masyarakat. Fungsinya tidak sekedar represif belaka tetapi lebih kepada penciptaan akomodasi imaginer (khayal) yang menghubungkan kepentingan tiap individu dalam masyarakat untuk berperan serta menunjukkan identitas dan aktivitas mereka untuk ”turut” serta “membangun” bangsa. </p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.25in;">Keberadaan institusi <i>Ikatan Dokter Indonesia</i>, <i>ICMI,</i> ‘Pemuda Kalimantan’, ‘Sulawesi’, ‘Persatuan Mahasiswa Sumatera’, Anak Muda Islam, Kristen, atau ‘Aliansi Warung Tegal (cnth)’ adalah wujud dari pemilahan kekuatan penekan dengan cara manipulatif dalam format-format kecil agar lebih mudah dikontrol dan berlaku parsial dalam perjuangannya. Sadar atau tidak bentuk-bentuk pengecilan format ini dengan sendirinya mengecilkan aktivitas dan wilayah perlawanan. Lebih jauh kelompok-kelompok ini hanya dijalankan dengan pandangan sentimentil kesukuan, keprofesian, keagamaan, keilmuan dll, dan bukan lagi sebuah gerakan ideologis yang universal maupun praktis perlawanan terhadap hegemoni sosial. </p> <p class="MsoBodyText2"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyText2"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyText"><b><span style="font-size: 11pt;">Said dan Hegemoni Ruang Hidup <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoBodyText" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoBodyText" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt;">Teori dari Gramsci lebih jauh dikembangkan oleh Edward Said kepada hegemoni dalam wilayah teritorial dan kebudayaan, dimana dikemudian hari teorinya sangat berpengaruh dalam studi-studi budaya. Agak berbeda<span style=""> </span>dengan Althusser dan Gramsci,<span style=""> </span>hegemoni<span style=""> </span>dalam<span style=""> </span>pandangan<span style=""> </span>Said, bukanlah sekedar praktek dominasi kelas superstruktur<span style=""> </span>terhadap basis atau<span style=""> </span>borjuis<span style=""> </span>terhadap<span style=""> </span>proletar. </span><span style="font-size: 11pt;" lang="ES">Said mengembangkan<span style=""> </span>praktek hegemoni ini dalam lingkup kawasan; antara<span style=""> </span><i>barat<span style=""> </span></i>dan <i>timur</i>,<span style=""> </span>antara<span style=""> </span>para <i>orientalis<span style=""> </span></i>dan<span style=""> </span><i>oksidentalis</i>, antara<span style=""> </span><i>negara<span style=""> </span>kaya </i>dan <i>miskin</i>, antara <i>budaya barat </i>dan <i>budaya timur</i>, antara<span style=""> </span><i>kolonialis </i>dan<span style=""> </span><i>koloni</i>. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Said menerangkan jika<span style=""> </span>hegemoni budaya barat<span style=""> </span>terhadap timur<span style=""> </span>bekerja<span style=""> </span>dengan cara<span style=""> </span>mereduksi<span style=""> </span>tanda-tanda<span style=""> </span>budaya<span style=""> </span>di timur hanya<span style=""> </span>sebatas<span style=""> </span>tanda-tanda<span style=""> </span>masa lampau, primitif, eksotik dan tak beradab. karena<span style=""> </span>itu dunia<span style=""> </span>barat<span style=""> </span>merasa<span style=""> </span>mimiliki legitimasi<span style=""> </span>untuk<span style=""> </span>melakukan<span style=""> </span>imprealisme dan<span style=""> </span>menjajah negri-negri<span style=""> </span>timur dan selatan. Bagi Said<span style=""> </span>di mana barat<span style=""> </span>wilayah terhegemoni (koloni/negri jajahan) hanya<span style=""> </span>boleh<span style=""> </span>difahami<span style=""> </span>sebagai<span style=""> </span>tanda<span style=""> </span>opposisional/ kebalikan dari kelas<span style=""> </span>menghegemoni<span style=""> </span>(barat). Masyarakat<span style=""> </span>koloni dan<span style=""> </span>ruang<span style=""> </span>tinggalnya<span style=""> </span>merupakan<span style=""> </span>refresentasi<span style=""> </span>dan ruang<span style=""> </span>panggung.<span style=""> </span>Dimana<span style=""> </span>dalam <span style=""> </span>wacana<span style=""> </span>kolonialisme, barat<span style=""> </span>berhak<span style=""> </span>untuk<span style=""> </span>menentukan<span style=""> </span>skenario<span style=""> </span>mengatur<span style=""> </span>harga<span style=""> </span>mengangkat<span style=""> </span>pemerintah boneka<span style=""> </span>dan<span style=""> </span>kontrol budaya<span style=""> </span>terhadap<span style=""> </span>elemen-elemen apapun<span style=""> </span>yang<span style=""> </span>datang dari timur.</span><span style="font-size: 11pt;" lang="ES"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Pandangan Said yang menampilkan kenyataan bahwa hegemoni dilakukan pula lintas negara sangat dipengaruhi oleh teori episteme dari Michele Foucault, tentang sistem pendisiplinan tubuh. </span><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Tubuh (badan) dalam pandangan Foucault dikembangkan dikembangkan Said menjadi tubuh atau negara.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <h2>Ruang dan Hegemoni atas Negara</h2> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Henry Levebre, Filsuf Prancis pascamodern menyebut<span style=""> </span>hegemoni dalam<span style=""> </span>bentuk yang lebih<span style=""> </span>detail<span style=""> </span>lagi, bahwa<span style=""> </span>hegemoni adalah proses<span style=""> </span>penguasaan<span style=""> </span>ruang<span style=""> </span>hidup (<i>lebensraum</i>)<span style=""> </span>oleh kekuatan dominan, dengan tujuan<span style=""> </span>menciptakan kelenggengan. Hegemoni dalam ruang ditujukan untuk melanggengkan sistem kekuasaan<span style=""> </span>yang lebih maju dari sekedar masalah pemerintahan. Hegemoni dalam<span style=""> </span>ruang<span style=""> </span>publik<span style=""> </span>adalah<span style=""> </span>politik penguasaan ruang konkrit itu sendiri. </span><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Ruang<span style=""> </span>hidup<span style=""> </span>tidak mungkin bebas nilai, ia<span style=""> </span>merupakan medan<span style=""> </span>dialog<span style=""> </span>kekuatan-kekuatan<span style=""> </span>dominan.<span style=""> </span>Dimana penguasaan<span style=""> </span>ruang dilakukan dengan menciptakan<span style=""> </span>tanda-tanda (simbol)<span style=""> </span>keberhasilan sebuah ideologi dalam wujud bangunan megah, pertanian, dan pabrik-pabrik adalah<span style=""> </span>wujud keberhasilan suatu<span style=""> </span>ideologi<span style=""> </span>terhadap ideologi lainnya. Penguasaan ruang sebagai media dikemudian waktu akan menjadi medan pertarungan penciptaan opini dan legitimasi publik. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Lebih jauh ia menyebutkan bahwa hegemoni tidak lagi menjadi dominasi negara, melainkan konsentrasi modal-modal besar untuk menguasai produk akhir</span><a style="" href="#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"> berupa barang maupun informasi. Dengan kata lain hegemoni bergerak ke arah penguasaan regulasi, tarif, opini media, dan tentu saja ditujukan untuk penguasaan pasar dengan mutlak. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Kembangan teorinya ini akan membantu studi marketing, mitos, studi budaya, dan tentu saja meneropong pola hegemoni yang lebih-lebih kompleks lagi, yaitu hegemoni liberal, dan globalalisasi demokrasi dalam rangka penciptaan pasar bebas. Lefevbre mengantarkan kita kepada kenyataan jika hegemoni mulai melintasi batas-batas teritorial negara yang dimulai dengan hegemoni perdagangan dan tarif. Privatisasi adalah<span style=""> </span>bukti<span style=""> </span>hegemoni via lembaga eknomi inter-negara seperti IMF<span style=""> </span>untuk memaksa<span style=""> </span>secara<span style=""> </span>halus<span style=""> </span>pemerintah agar<span style=""> </span>berpihak kepada<span style=""> </span>pemodal (asing).<span style=""> </span>Ketika hegemoni keberpihakan<span style=""> </span>terhadap modal<span style=""> </span>kuat<span style=""> </span>seperti<span style=""> </span>ini terus terjadi, seperti keniscayaan<span style=""> </span>menghadapkan negara (<i>state</i>) denga kelompok mayoritas (rakyat) adalah kenyataan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Kenyataan inilah yang memaksa <i>state/</i>negara<i> </i>sebagai kelompok dominan tidak lagi menganggap hegemoni ditujukan sebagai proses pendisiplinan maupun pengontrolan massa, namun lebih pada kondisi bahwa negara pun sebenarnya Peraturan yang melarang demo-demo<span style=""> </span>mahasiswa, buruh, dan petani di<span style=""> </span>ruang-ruang<span style=""> </span>publik<span style=""> </span>dengan alasan<span style=""> </span>keamanan, kemacetan, RUU<span style=""> </span>pembatasan penyiaran pers, pembatasan warga negara untuk menjadi Presiden dengan alasan kesehatan, adalah pengekangan kebebasan di ruang demokrasi. Seperti yang dibayangkan Lefebvre, gejala ini adalah awal<span style=""> </span>dari<span style=""> </span>keniscayaan<span style=""> </span>berhadapannya <i>state<span style=""> </span></i>dengan masyarakat dalam kerangka melayani hegemoni asing.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Hegemoni dan Disiplin Tubuh<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Di tangan Michele Foucault, definisi hegemoni dikembangkan lebih jauh dan ilmiah. </span><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Filsuf postmodernisme Prancis ini memperkenalkan<span style=""> </span>istilah baru dalam termonilogi<span style=""> </span>hegemoni. Ia menyebut<span style=""> </span>bahwa<span style=""> </span>negara<span style=""> </span>harus<span style=""> </span>menjadi<span style=""> </span>penjara<span style=""> </span>ruang<span style=""> </span>untuk<span style=""> </span>mendisiplinkan tubuh.<span style=""> </span>Baginya kekuasaan ada dimana-mana, setiap unsur dalam RT,kekuasaan tidak mungkin dihilangkan. Hegemoni menurutnya <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Kekuasaan ada dimana-mana, setiap unsur kuasa dalam kehidupan tidak mungkin dihilangkan. Kekuasaan harus ditujuakan<span style=""> </span>untuk<span style=""> </span>ditujukan<span style=""> </span>mendisiplinkan<span style=""> </span>masyarakat, oleh karenanya<span style=""> </span>setiap<span style=""> </span>orang harus disiplinkan<span style=""> </span>terlebih dahulu<span style=""> </span>sebelum<span style=""> </span>mendisiplinkan masyarakat. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Ia menyebut pula<span style=""> </span>tentang<span style=""> </span><i>panopticon</i>, yaitu pola-pola pengontrolan negara/wilayah<span style=""> </span>yang ideal. Ide yang diambilnya dari konsep penjara<span style=""> </span>Bantam (desain penjara rekaan arsitek Jeremy Bentam) adalah media untuk pendisiplinan<span style=""> </span>masyarakat. </span><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Menurutnya untuk dapat mendisiplinkan masyarakat, negara harus mengontrol ruang hidup masyarakat. Hegemoni<span style=""> </span>model<span style=""> </span>ini<span style=""> </span>telah diterapkan oleh sistem kapital untuk<span style=""> </span>mengkonsep <i>mall-mall, supermarket, dll </i>dimana<span style=""> </span>orang<span style=""> </span>orang<span style=""> </span>dihegemoni<span style=""> </span>dengan kesenangan untuk berputar-putar dan disiplinkan untuk<span style=""> </span>berbelanja. Dugem (dunia<span style=""> </span>gemerlap) di sepanjang jalan di kota-kota besar dapat dikatagorikan dalam jenis<span style=""> </span>pendisiplinan<span style=""> </span>ruang, dimana anak-anak muda didisiplinkan dari tema-tema substansial/inti kepada tema-tema permukaan, dari pada <i>pusing belajar lebih baik joged</i>. Lebih jauh hegemoni ini merasuk ke dalam ruang-ruang keluarga, dalam bentuk pengontrolan melalui pesawat televisi, telepon genggam, dan rekening kartu kredit. Hampir seluruhnya dalam bentuk hegemoni yang bersifat seduksi (menyenangkan). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Pendapat baru inilah yang membuat Gilles Delueze, satu lagi Filsuf Prancis mutakhir, mengetujui teori pendisiplinan tubuh dari Foucault, bahwa kontrol bergerak dari tangan negara (<i>state) </i>ke tangan individu itu sendiri. Hegemoni mutakhir inilah yang menjadi ciri dari model kekuasaan sekarang. Sadar atau tidak milyaran uang dikeluarkan oleh dividu (massa) untuk membuat operator telepon selular menjadi lebih kaya, dengan tarif yang semakin mahal, sementara sebenarnya hak berkomunikasi adalah harkat hidup orang banyak, untuk itu ia harus selalu disubsidi dan dibuat semakin murah. Demikian pula dengan siaran langsung sepak bola asing, yang memberi devisa hak tayang ratusan milyar per tahunnya kepada liga-liga sepakbola di eropa, dan membuat pembinaan persepakbolaan lokal kekurangan perhatian. Juga kaum wanita yang memaksakan tumitnya diganjal sepatu hak tinggi, dan membiarkan dirinya menghegemoni tubuhnya sendiri untuk memperoleh rasa sakit agar dapat dianggap cantik. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Adalah Jean Baudrillard yang melontarkan teori kritis bagaimana hegemoni bekerja di zaman sekarang. Apa yang diungkapkannya adalah kenyataan bahwa kekuasaan sebenarnya bekerja dengan cara yang liat (<i>flubber</i>). Teritorial yang diciptakan tidak lagi ruang hidup (<i>lebensraum</i>), namun ruang-ruang simulasi dan rekaan. Televisi, iklan, hiburan adalah ruang-ruang yang memberikan kesempatan hegemoni melampaui batas-batas demarkasi, negara, budaya, ruang tamu, bahkan ruang tidur kita. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Pada<span style=""> </span>awalnya<span style=""> </span>orang<span style=""> </span>memangan terhegemoni<span style=""> </span>oleh kekuasaan kapital<span style=""> </span>dan politik. Lebih<span style=""> </span>jauh<span style=""> </span>hegemoni<span style=""> </span>bekerja<span style=""> </span>pada<span style=""> </span>ruang-ruang abstrak, <i>simulacrum </i>(khayalan). </span><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Ruang direduksi hanya sebatas<span style=""> </span>media prosesi simulasi<span style=""> </span>kekuatan-kekuatan modal dalam tanda-tanda<span style=""> </span>produk<span style=""> </span>hasil ekonomi lanjut (<i>late capitalism</i>). Dalam bentuk janji-janji kekayaan, kecantikan, sukses, dinamis, terbuka, akses hidup yang lebih baik, melalui kartu kredit, pemutih, bimbingan belajar, shampo, dan pengurus tubuh yang membuat anda tampil indah menarik. Dengan satu tujuan<span style=""> </span>mengalihkan orang dari realitas kaya, cantik, pandai, dan indah itu sendiri. Manusia menghabiskan waktunya untuk menikmati hiburan-hiburan virtual (maya) yang menjanjikan pada diri mereka realitas palsu tapi menyenangkan. Istilah yang berkembang untuk gejala penciptaan realitas simulasi ini dikenal akrab dengan nama <i>hyperreality. </i>Meskipun <i>hyperreality </i>sendiri sebenarnya realitas juga.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Inilah dilema dimana ketika manusia berusaha untuk melepaskan diri dari hegemoni-hegeoni material dan ideologi, tanpa sadar manusia melahirkan hegemoni dalam bentuk lain bagi dirinya sendiri. Pada satu titik, hegemoni yang bekerja ini tidak lagi dilakukan oleh negara, melainkan oleh suatu sistem pengontrolan mandiri. Dalam rezim material yang lebih modern, kekuasaan sepenuhnya diberikan kepada kelas-kelas dominan, yaitu mayoritas rakyat. Rakyatlah yang memiliki hak untuk menentukan mulai dari siapa yang akan menang dalam kontes pemilihan presiden melalui voting televisi hingga siapa yang akan tereliminasi dari Kontes <span style=""> </span>Dangdut Indonesia (KDI) di TPI. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Dalam kuasa-kuasa hiburan dan tontonan masyarakat umum (<i>majority</i>) seolah memperoleh hak tertinggi mereka, dimana mereka secara tidak langsung diwajibkan menghabiskan sejumlah pulsa telepon genggam untuk menjawab dan berpartisipasi dalam tema-tema demokrasi kapital. Kelompok mayoritas ini memiliki kekuasaan hampir tak terbatas untuk memberikan pengawasan terhadap idola-idola tontonan, menyimak dan memeriksa isi kamar, dompet hingga problematika rumah tangga selebritis, bahkan mampu mengontrol tindak-tanduk mereka dalam ragam tayangan gosip. Sehingga dapat dikatakan jika pada kondisi ini teori-teori kekuasaan atas dari Marx dengan sendirinya mendapatkan kritikan tajam. Dalam masyarakat terkontrol oleh tontonan (<i>society of spectakles</i>) setiap orang memiliki kekuasaan, kekuasaannya ada di tangannya yaitu <i>remote control</i>. Khalayak pemirsa berhak menentukan pilihan-pilihan hiburan yang mereka inginkan, dengan satu tujuan didisiplinkan untuk <i>jangan pergi kemana-mana setelah iklan berikut</i>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;" lang="ES">Dalam medan promiskuitas yang menjanjikan tadi maka ragam materi hiburan apapun dapat yang dimasukkan melalui media-media dalam rangka hegemoni pengontrolan, baik musik dangdut, lagu pop, ceramah agama, kuis ramadhan, temu artis, hingga dzikir taubat nasional. <span style=""> </span>Tujuannya adalah mengalihkan perhatian masyarakat dari kondisi hegemoni dan keterpurukan sosial lainnya. Mengutip Gilles Delueze, dalam manipulasi yang lebih sistematis dan generik dari masyarakat yang terkontrol (<i>society of control</i>) oleh media massa, sebenarnya tidak perlu lagi dipertanyakan, mengenai rezim manakah yang paling toleran. </span><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;">Sehingga lengkaplah praktik hegemoni secara keseluruhan<i>. (MCB)<b><o:p></o:p></b></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoFootnoteText"><span style=""><o:p> </o:p></span></p> <div style=""><hr align="left" size="1" width="33%"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoHeading7"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 6pt;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="font-size: 6pt; font-family: Arial;">[1]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></span></a> Antonio Gramsci : Selection from Prison Notebooks : Quinttin Hoare dan Geoffrei : Lawrence&Wishart, London 1971. hlm. 80</p> </div> <div style="" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <i><span style="font-size: 8pt; font-family: Arial;">Idem hlm. 57.</span></i></p> </div> <div style="" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[3]</span></b></span><!--[endif]--></span></i></span></a><i><span style="font-size: 9pt;"> </span></i><i><span style="font-size: 8pt;">Idem hlm 334</span></i></p> </div> <div style="" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Strinati, Dominic. <i>An Introduction to Theories of<span style=""> </span>Popular Culture</i>, Routledge, London. 1995. hlm 166.</p> </div> <div style="" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Bedakan dengan Marx, Gramsci yang menganggap bahwa hegemoni adalah masalah prosedural pendisiplinan. Bagi Lefevbre kekuatan kapital tidak lagi berkonsentrasi di wilayah ini, karena lebih mementingkan jalur distribusi dan produk akhir itu sendiri. </p> </div> </div>blog lisumahttp://www.blogger.com/profile/15371660843613675131noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5446069837090450389.post-58699981670910136042008-01-04T03:56:00.000-08:002008-01-04T03:58:13.750-08:00Asuransi Syariah; Sebuah Pengantar<p><span style="font-style: italic;">Asuransi Syariah</span><br /></p><p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Asuransi syariah adalah salah satu usaha asuransi yang dimaksudkan sebagai usaha atau kegiatan ekonomi proteksi bagi umat muslim. Dimana kebanyakan umat muslim menginginkan kegiatan-kegiatan ekonomi mereka dalam kesehariannya adalah berdasarkan syar’i. Dalam bagian ini akan dibedah mengenai hal-hal yang mendasar dari asuransi syariah. Baik dari sejarah, definisi, hingga praktik.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><br /></p> <ol start="2"><ol start="2"><ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <b>Sejarah Asuransi Syariah</b></p> </li></ol></ol></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Perkembangan asuransi dalam sejarah Islam sudah lama terjadi. Praktik asuransi Islam atau pada jaman Nabi Muhammad SAW disebut dengan <i>Al-Alqila</i> pertama dilakukan pada masa Nabi Yusuf as, yaitu pada saat ia menafsirkan mimpi dari raja Fir'aun. <span lang="es-ES">Tafsiran yang ia sampaikan bahwa Mesir akan mengalami masa 7 panen yang melimpah dan diikuti dengan masa 7 tahun paceklik. Untuk menghadapi masa sulit itu, Nabi Yusuf as menyarankan agar menyisihkan sebagian dari hasil panen pasa masa 7 tahun pertama. </span>Saran Nabi Yusuf as tersebut ini diikuti Raja Fir'aun, sehingga masa sulit tersebut dapat ditangani dengan baik.<sup><a class="sdfootnoteanc" name="sdfootnote1anc" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote1sym"><sup>1</sup></a></sup></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Praktik <i>Al-Alqila </i>yang dilakukan oleh masyarakat Arab dilakukan dimana sekelompok orang membantu untuk menanggung orang lain yang terkena musibah. Nabi Muhammad SAW membuat ketentuan dalam pasal khusus pada Konstitusi Madinah mengenai praktik ini, yaitu pada Pasal 3 isinya, yaitu:<sup><a class="sdfootnoteanc" name="sdfootnote2anc" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote2sym"><sup>2</sup></a></sup></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">“Orang Quraisy yang melakukan perpindahan (ke Madinah) melakukan pertanggungan bersama dan akan saling bekerja sama membayar uang darah diantara mereka.”</p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Sebelum abad ke-14 asuransi telah dilakukan oleh orang-orang Arab sebelum datangnya Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Orang-orang Arab yang mahir dibidang perdagangan telah melakukan perdagangan di Negara lain melalui jalur laut. Untuk melindungi barang-barang dagangannya ini mereka mengasuransikannya dengan tidak menggunakan bunga dan riba. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri telah melakukan asuransi ketika melakukan perdagangan di Mekkah. Suatau ketika Nabi Muhammad SAW turut dalam perdagangan di Mekkah dan seluruh armada perdagangannya terpecah belah oleh suatu bencana, hilang di padang pasir. Kemudian para pengelola usaha yang merupakan anggota Dana Kontribusi membayar seluruh barang dagangan, termasuk harga unta dan kuda yang hilang, kepada para korban yang selamat dan keluarga korban yang hilang. Nabi Muhammad SAW yang pada saat itu berdagang dengan modal dari Sitti Khodijah juga telah menyumbangkan dana pada Dana Kontribusi tersebut dari keuntungan yang diperolehnya.<sup><a class="sdfootnoteanc" name="sdfootnote3anc" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote3sym"><sup>3</sup></a></sup> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Pada paruh abad ke-20 di beberapa Negara Timur Tengah dan Afrika telah mulai mencoba mempratekkan asuransi dalam bentuk takaful yang kemudian berkembang pesat hingga ke negara-negara penduduk non muslim sekalipun di Eropa dan Amerika.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><br /></p> <ol start="2"><ol start="2"><ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><b>Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi Syariah<br />Pengertian Asuransi Syariah</b></p> </li></ol></ol></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Asuransi dalam bahasa Arab di sebut <i>At-ta'min</i>. Pihak yang menjadi penanggung asuransi disebut <i>mu'amin </i>dan pihak yang menjadi tertanggung disebut <i>mu'amman lahu </i>atau <i>musta'min</i>. <span lang="es-ES"><i>At-ta'min </i></span><span lang="es-ES">berasal dari kata “amanah“ yang berarti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman serta bebas dari rasa takut. Istilah men-</span><span lang="es-ES"><i>ta'min</i></span><span lang="es-ES">-kan sesuatu berarti seseorang memberikan uang cicilan agar ia atau orang yang ditunjuk menjadi ahli warisnya mendapatkan ganti kerugian atas hartanya yang hilang.</span><sup><a class="sdfootnoteanc" name="sdfootnote4anc" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote4sym"><sup>4</sup></a></sup></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Konsep asuransi Islam berasaskan konsep takaful yang merupakan perpaduan rasa tanggung jawab dan persaudaraan antara peserta. Kata takaful berasal dari bahasa Arab yang berakar dari kata </span><span lang="es-ES"><i>kafala-yakfulu </i></span><span lang="es-ES">yang artinya menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Takaful yang berarti saling menanggung antar umat manusia merupakan dasar pijakan kegiatan manusia sebagai makhluk sosial. Arti Takaful Dalam Pengertian Muamalah yaitu saling memikul resiko diantara sesama muslim sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul risiko ini dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara, setiap orang mengeluarkan dana kebajikan (baca: </span><span lang="es-ES"><i>tabarru'</i></span><span lang="es-ES">) yang ditujukan untuk menanggung risiko tersebut.</span><sup><a class="sdfootnoteanc" name="sdfootnote5anc" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote5sym"><sup>5</sup></a></sup></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Menurut Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Fatwa DSN No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah bagian pertama mengenai ketentuan umum angka 1 disebutkan pengertian asuransi syariah (</span><span lang="es-ES"><i>ta'min, takaful, atau tadhamun</i></span><span lang="es-ES">) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau </span><span lang="es-ES"><i>tabarru' </i></span><span lang="es-ES">yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Asuransi syariah bersifat saling melindungi dan tolong menolong yang dikenal dengan istilah “</span><span lang="es-ES"><i>ta'awun</i></span><span lang="es-ES">“, yaitu prinsip hidup yang saling melindungi dan saling tolong-menolong atas dasar </span><span lang="es-ES"><i>ukhuwah islamiyah </i></span><span lang="es-ES">antara sesama anggota asuransi syariah dalam menghadapi hal tak tentu yang merugikan.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> Asuransi syariah memiliki beberapa ciri utama:</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">1. Akad asuransi syariah adalah bersifat </span><span lang="es-ES"><i>tabarru'</i></span><span lang="es-ES">, sehingga tidak mengenal premi melainkan infaq atau sumbangan. </span>Dan sumbangan yang diberikan tidak boleh ditarik kembali.</p> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Atau jika tidak <i>tabarru', </i>maka andil yang dibayarkan akan berupa tabungan yang akan diterima jika terjadi peristiwa, atau akan diambil jika akad berhenti sesuai dengan kesepakatan, dengan tidak kurang dan tidak lebih. Atau jika lebih maka kelebihan itu adalah keuntungan hasil <i>mudhorobah </i>bukan riba.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 2. Akad asuransi ini bukan akad <i>mulzim </i>(perjanjian yang wajib dilaksanakan) bagi kedua belah pihak. Karena pihak anggota ketika memberikan sumbangan tidak bertujuan untuk mendapat imbalan, dan kalau ada imbalan, sesungguhnya imbalan tersebut didapat melalui ijin yang diberikan oleh jama'ah (seluruh peserta asuransi atau pengurus yang ditunjuk bersama).</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 3. Dalam asuransi syariah tidak ada pihak yang lebih kuat karena semua keputusan dan aturan-aturan diambil menurut ijin jama'ah seperti dalam asuransi takaful.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">4. Akad asuransi syari'ah bersih dari </span><span lang="es-ES"><i>gharar </i></span><span lang="es-ES">dan riba. Sebab perusahaan asuransi diharamkan berinvestasi dengan cara konvensonal yang ribawi. Hanya boleh menggunakan sistem syariah, yaitu bagi hasil.</span></p> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> Selain itu jenis usahanya pun harus dipilih yang halal, tidak boleh misalnya untuk pabrik minuman keras, rokok, usah hiburan maksiat dan sebagainya.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 5. Asuransi syariah bernuansa kekeluargaan yang kental. Dan dari segi keuntungan duniawi maupun <i>ukhrawi</i>, asuransi syariah memiliki keunggulan. Antara lain:</p> <p style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> a. Prinsip akad asuransi syariah adalah <i>takafuli </i>(tolong-menolong). Di mana nasabah yang satu menolong nasabah yang lain yang tengah mengalami kesulitan. <span lang="es-ES">Sedangkan akad asuransi konvensional bersifat </span><span lang="es-ES"><i>tadabuli </i></span><span lang="es-ES">(jualbeli antara nasabah dengan perusahaan).</span></p> <p style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">b. Dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan asuransi syariah (premi) diinvestasikan berdasarkan syariah dengan sistem bagi hasil (</span><span lang="es-ES"><i>mudharabah</i></span><span lang="es-ES">). Sedangkan pada asuransi konvensional, investasi dana dilakukan pada sembarang sektor dengan sistem bunga.</span></p> <p style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> c. Premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai dana milik nasabah. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Sedangkan pada asuransi konvensional, premi menjadi milik perusahaan dan perusahaanlah yang memiliki otoritas penuh untuk menetapkan kebijakan pengelolaan dana tersebut.</p> <p style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">d. Bila ada peserta yang terkena musibah, untuk pembayaran klaim nasabah dana diambilkan dari rekening </span><span lang="es-ES"><i>tabarru </i></span><span lang="es-ES">(dana sosial) seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan tolong-menolong. Sedangkan dalam asuransi konvensional, dana pembayaran klaim diambil dari rekening milik perusahaan.</span></p> <p style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> e. Keuntungan investasi dibagi dua antara nasabah selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pengelola, dengan prinsip bagi hasil. Sedangkan dalam asuransi konvensional, keuntungan sepenuhnya menjadi milik perusahaan. Jika tak ada klaim, nasabah tidak memperoleh apa-apa.</p> <p style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">f. Adanya Dewan Pengawas Syariah dalam perusahaan asuransi syariah yang merupakan suatu keharusan. Dewan ini berperan dalam mengawasi manajemen, produk serta kebijakan investasi supaya senantiasa sejalan dengan syariat Islam. </span>Adapun dalam asuransi konvensional, maka hal itu tidak mendapat perhatian.</p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><b>Dasar Hukum Asuransi Syariah</b><sup><b><a class="sdfootnoteanc" name="sdfootnote6anc" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote6sym"><sup>6</sup></a></b></sup></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih mendasarkan legalitasnya pada Undang-Undang No. 2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Dalam Kitab Undang Hukum Dagang Pasal 246, yaitu:</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">“Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.”</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Selain dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246, juga dalam Undang-Undang No 2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Pasal 1 disebutkan:</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu peristiwa pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Pengertian di atas tidak dapat dijadikan landasan hukum yang kuat bagi asuransi syariah, karena tidak mengatur keberadaan asuransi berdasarkan prinsip syariah, serta tidak mengatur tentang teknis pelaksanaan kegiatan asuransi dalam kaitannya kegiatan administrasinya.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Pedoman untuk menjalankan usaha asuransi syariah terdapat dalam Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Fatwa DSN No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang ada tidak dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan kegiatan asuransi syariah. Tetapi Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Fatwa DSN No 21/DSNMUI/ X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah ini tidak mempunyai kekuatan hukum dalam Hukum Nasional karena tidak termasuk dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Agar ketentuan asuransi syariah memiliki kekuatan hukum, maka perlu dibentuk peraturan yang termasuk peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia meskipun dirasa belum memberi kepastian hukum yang lebih kuat, peraturan tersebut yaitu:</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 1. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 426/KMK.06/2003 tentang Perijinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Ketentuan yang menjadi dasar mendirikan asuransi syariah dalam Pasal 3 Keputusan Menteri ini menyebutkan bahwa:</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="es-ES">“…setiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau usaha reasuransi</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="es-ES">berdasarkan prinsip syariah…“ </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="es-ES"><br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah tercantum dalam Pasal 3 dan Pasal 4 mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh ijin usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah. Pada Pasal 33 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">2. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 424/KMK.06/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. </span>Ketentuan yang berkaitan tercantum dalam Pasal 15-18 mengenai kekayaan yang diperkenankan harus dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 3. Keputusan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Nomor 4499/LK/2000 Tentang Jenis, Penilaian, dan Pembatasan Investasi Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah.</p> <ol start="2"><ol start="2"><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES"><b>Perjanjian Asuransi Syariah dan Pelaksanaannya</b></span><sup><b><a class="sdfootnoteanc" name="sdfootnote7anc" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote7sym"><sup>7</sup></a></b></sup></p> </li></ol></ol></ol> <b>1. Akad</b> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Kata </span><span lang="es-ES"><i>akad </i></span><span lang="es-ES">berasal dari lafal Arab </span><span lang="es-ES"><i>al'aql </i></span><span lang="es-ES">yang mengandung arti perikatan atau perjanjian. Menurut terminologi fikih, kata </span><span lang="es-ES"><i>akad </i></span><span lang="es-ES">diartikan sebagai pertalian </span><span lang="es-ES"><i>ijab </i></span><span lang="es-ES">dan </span><span lang="es-ES"><i>qabul</i></span><span lang="es-ES">. </span><span lang="es-ES"><i>Ijab </i></span><span lang="es-ES">yaitu pernyataan melakukan ikatan, sedangkan </span><span lang="es-ES"><i>qabul </i></span><span lang="es-ES">yaitu pernyataan penerimaan ikatan yang sesuai dengan kehendak syariah dan berpengaruh pada perikatan yaitu dilakukannya hak dan kewajiban para pihak yang melakukan perjanjian.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para pihak dianggap sah apabila sejalan dengan syariah yaitu berdasar Al-Quran dan Al-Haddist dan ini harus disetujui serta diberitahukan kepada calon nasabah asuransi. Akad yang dituangkan dalam perjanjian asuransi secara tertulis dalam bahasa arab disebut </span><span lang="es-ES"><i>al-wa'du al-maktub</i></span><span lang="es-ES">. Secara umum dinamakan polis.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Beberapa akad yang terdapat dalam asuransi syariah, yaitu </span><span lang="es-ES"><i>akad tabarru </i></span><span lang="es-ES">(tolong-menolong), </span><span lang="es-ES"><i>akad mudharabah </i></span><span lang="es-ES">(bagi hasil), dan jenis </span><span lang="es-ES"><i>akad tijarah </i></span><span lang="es-ES">(akad</span><span lang="es-ES"><i> </i></span><span lang="es-ES">yang menuju tujuan komersial) yaitu </span><span lang="es-ES"><i>akad al-musyarakah </i></span><span lang="es-ES">(</span><span lang="es-ES"><i>partnership </i></span><span lang="es-ES">), </span><span lang="es-ES"><i>alwakala </i></span><span lang="es-ES">(pengangkatan wakil / agen), </span><span lang="es-ES"><i>al-waidah </i></span><span lang="es-ES">(akad penitipan), </span><span lang="es-ES"><i>asy-syirkah </i></span><span lang="es-ES">(berserikat), </span><span lang="es-ES"><i>al-musahamah </i></span><span lang="es-ES">(kontribusi) yang dibenarkan secara </span><span lang="es-ES"><i>syar'i </i></span><span lang="es-ES">dalam</span><span lang="es-ES"><i> </i></span><span lang="es-ES">asuransi syariah.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Pada awal penerimaan premi, asuransi syariah menerapkan 2 bentuk</span><span lang="es-ES"><i> </i></span><span lang="es-ES">akad, yaitu akad tabungan investasi dan akad kontribusi. Akad tabungan investasi</span><span lang="es-ES"><i> </i></span><span lang="es-ES">berdasarkan pada prinsip </span><span lang="es-ES"><i>al-mudharabah </i></span><span lang="es-ES">(bagi hasil) dan akad kontribusi</span><span lang="es-ES"><i> </i></span><span lang="es-ES">menerapkan prinsip hibah. Akad kontribusi inilah yang menjadi dasar penggunaan</span><span lang="es-ES"><i> </i></span><span lang="es-ES">premi untuk dana </span><span lang="es-ES"><i>tabarru </i></span><span lang="es-ES">atau dana tolong-menolong atau dana pembayaran</span><span lang="es-ES"><i> </i></span><span lang="es-ES">klaim. Hibah dilakukan secara berjamaah yang mengandung efek saling</span><span lang="es-ES"><i> </i></span><span lang="es-ES">menanggung. Besarnya hibah 5%-10% dari total premi dan selebihnya 95%-90% akan masuk dalam tabungan nasabah asuransi.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"><br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><b>2. Sistem Operasional Asuransi Syariah</b></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Sistem operasional asuransi syariah dilandasi prinsip-prinsip, yaitu rasa saling bertanggung jawab, kerja sama, dan saling membantu, serta saling melindungi para nasabah asuransi dan perusahaan. Perusahaan asuransi bertindak sebagai </span><span lang="es-ES"><i>mudharib, </i></span><span lang="es-ES">yaitu puhak yang diberi kepercayaan oleh para nasabahnya sebagai </span><span lang="es-ES"><i>shahibul mal </i></span><span lang="es-ES">untuk mengelola uang premi dan mengembangkan dengan jalan yang halal sesuai dengan syar'i serta memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai dengan akad.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Berdasarkan akad yang disepakati, perusahaan dan nasabah mempunyai hak dan kewajiban yang harus ditunaikan. Kewajiban tertanggung adalah membayar uang premi sekaligus di muka atau secara angsuran secara berkala. Uang premi yang diterima perusahaan dipisahkan atas rekening tabungan dan rekening </span><span lang="es-ES"><i>tabarru</i></span><span lang="es-ES">. Sementara itu, hak tertanggung di antaranya adalah mendapatkan uang pertanggungan atau klaim serta bagi hasil jika ada, dengan mudah dan cepat.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Kewajiban perusahaan asuransi adalah memegang amanah yang diberikan para peserta dalam hal mengatasi risiko yang kemungkinan mereka alami. Perusahaan juga menjalankan kegiatan bisnis dan mengembangkan dana tabungan yang dikumpulkan sesuai dengan hukum syariah. Sementara itu dana </span><span lang="es-ES"><i>tabarru</i></span><span lang="es-ES"> yang telah diniatkan sebagai dana kebajikan atau derma yang diperuntukkan bagi keperluan para nasabah yang terkena musibah.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> Hak perusahaan asuransi syariah di antaranya menerima premi, mengumpulkan dan mempergunakannya untuk kegiatan bisnis serta mendapatkan bagi hasil dari kegiatan usaha yang dijalankan.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Premi pada asuransi syariah jiwa dan asuransi syariah kerugian berbeda. Pada asuransi jiwa, premi yang dibayarkan peserta terdiri atas unsur tabungan dan </span><span lang="es-ES"><i>tabarru</i></span><span lang="es-ES">. Unsur </span><span lang="es-ES"><i>tabarru </i></span><span lang="es-ES">diambil dari tabel mortalita yang besarnya tergantung pada usia dan masa perjanjian. Besarnya unsur tabungan antara 0,75%-1,2%. Untuk asuransi syariah kerugian unsur premi hanya mengandung unsur </span><span lang="es-ES"><i>tabarru</i></span><span lang="es-ES"> yang besarnya merujuk pada rate standar yang ditetapkan Dewan Asuransi Indonesia.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Perusahaan dan peserta memperoleh keuntungan dari hasil surplus </span><span lang="es-ES"><i>underwritting </i></span><span lang="es-ES">kegiatan investasi dan pengembangan usaha dengan prinsip </span><span lang="es-ES"><i>mudharabah </i></span><span lang="es-ES">dan prinsip lainya atas petunjuk Dewan Syariah Nasional. Dana tersebut berasal dari dana peserta. Pembagian keuntungan didasarkan atas akad awal yang telah disepakati antara perusahaan dan peserta dalam bentuk presentase atau sistem pembagian tertentu, seperti 60% : 40%, yaitu 60% bagian untuk perusahaan dan 40% untuk peserta dari pendapatan bersih setelah dikurangi berbagai macam biaya beban asuransi. Bagian perusahaan ini diambil sebagai biaya operasional sebelum menjadi profit perusahaan. </span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Prinsip <i>underwritting </i>asuransi syariah untuk menyeleksi risiko secara implisit tergabung 2 elemen penting, yaitu seleksi dan pengklasifikasian. <span lang="es-ES">Seleksi adalah proses perusahaan dalam mengevaluasi permintaan asuransi oleh calon peserta untuk menentukan batas risiko yang dimiliki calon peserta. Pengklasifikasian adalah proses penetapan individu ke dalam kelompok individu yang sekiranya mempunyai kemungkinan kerugian yang sama atau berdasar jenis asuransi syariah yang sama. Namun, penekanan utama </span><span lang="es-ES"><i>underwritting </i></span><span lang="es-ES">adalah harus bersifat </span><span lang="es-ES"><i>wasathon</i></span><span lang="es-ES">, yaitu penekanan pada rasa keadilan bagi nasabah dan perusahaan. </span>Besaran premi ditentukan dari hasil seleksi risiko yang dilakukan <i>underwritting </i>atas permintaan calon tertanggung. Tarif premi yang ideal adalah tarif yang bisa menutupi klaim serta keuntungan yang diperoleh perusahaan.<sup><a class="sdfootnoteanc" name="sdfootnote8anc" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote8sym"><sup>8</sup></a></sup></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES">Pembayaran klaim pada asuransi syariah diambil dari dana </span><span lang="es-ES"><i>tabarru </i></span><span lang="es-ES">semua peserta. Perusahaan sebagai </span><span lang="es-ES"><i>mudharib </i></span><span lang="es-ES">wajib menyelesaikan proses klaim secara cepat, tepat dan efisien serta tidak merugikan tertanggung dalam pelaksanaan klaim tersebut.</span></p> <ol start="2"><ol start="2"><ol start="4"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> <span lang="es-ES"><b>Pembinaan dan Pengawasan Asuransi Syariah di Indonesia</b></span><sup><b><a class="sdfootnoteanc" name="sdfootnote9anc" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote9sym"><sup>9</sup></a></b></sup></p> </li></ol></ol></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Dalam Keputusan Presiden RI Nomor. 40 Tahun 1989 Tentang Usaha di Bidang Asuransi Kerugian, diatur bahwa yang berwenang mengadakan pembinaan dan pengawasan usaha asuransi adalah Menteri Keuangan. </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> Pembinaan dan pengawasan tersebut ditujukan untuk semua perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi dan perusahaan Broker Asuransi dan Adjuster Asuransi. Terdapat lembaga syariah yang melakukan pembinaan dan pengawasan perusahaan asuransi syariah di Indonesia, yaitu Dewan Pengawas Syariah, Dewan Syariah Nasional, dan Badan Arbitrase Syariah Nasional.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><i><b>1. Dewan Pengawas Syariah</b></i></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Perusahaan yang beroperasi berdasarkan sistem syariah. setiap perusahaan asuransi syariah, harus membentuk Dewan Pengawas Syariah. Pembentukan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus Dewan Pengawas Syariah adalah berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham setelah mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Salah satu tugas Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi pelaksanaan keputusan Dewan Syariah Nasional di perusahaan syariah tersebut.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Fungsi Dewan Pengawas Syariah adalah:</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 1. Melakukan pengawasan secara periodik pada perusahaan syariah yang berada di bawah pengawasannya.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 2. Berkewajiban mengajukan usul-usul pengembangan perusahaan syariah kepada pimpinan perusahaan dan Dewan Syariah Nasional.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 3. Melaporkan perkembangan produk dan operasional perusahaan syariah yang diawasinya kepada Dewan Syariah Nasional sekurang-kurangnya 2 kali dalam 1 tahun anggaran.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 4. Merumuskan masalah-masalah yang memerlukan pembahasan pembahasanDewan Syariah Nasional.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Peran utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi jalannya operasional sehari-hari perusahaan syariah agar selalu sesuai dengan ketentuan syariah.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Struktur Dewan Pengawas Syariah adalah:</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 1. Dewan Pengawas Syariah dalam struktur perusahaan setingkat dengan fungsi komisaris sebagai pengawas direksi.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 2. Dewan Pengawas Syariah melakuakn pengawasan kepada manajemen dalam kaitannya dengan implimentasi sistem dan produk-produk agar tetap sesuai dengan syariah Islam.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 3. Dewan Pengawas Syariah bertanggung jawab atas pembinaan akhlak seluruh karyawan berdasarkan sistem pembinaan keIslaman yang telah diprogramkan setiap tahun.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 4. Dewan Pengawas Syariah ikut mengawasi pelanggaran nilai-nilai di lingkungan perusahaan tersebut.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 5. Dewan Pengawas Syariah bertanggung jawab atas seleksi karyawan baru yang dilaksanakan biro syariah.</p> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><i><b>2. Dewan Syariah Nasional</b></i></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Dewan Syariah Nasional adalah badan yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia untuk menangani berbagai masalah yang berhubungan dengan aktifitas perusahaan syariah seluruh Indonesia. Kedudukan, status, dan anggota Dewan Syariah Nasional diatur sebagai berikut:</p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 1. Dewan Syariah Nasional merupakan bagian dari Majelis Ulama Indonesia.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 2. Dewan Syariah Nasional membantu pihak terkait, seperti Departemen Keuangan, Bank Indonesia, dan lembaga lain dalam menyusun peraturan untuk lembaga keuangan syariah.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 3. Anggota Dewan Syariah Nasional terdiri dari ulama, praktisi, dan pakar-pakar dalam bidang terkait dengan muamalah syariah.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 4. Anggota Dewan Syariah ditunjuk dan diangkat oleh Majelis Ulama Indonesia dengan masa bakti sama dengan periode masa bakti pengurus Majelis Ulama Indonesia pusat selama 5 tahun.</p> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> <i>Tugas Dewan Syariah Nasional adalah:</i></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 1. Menumbuhkembangkan penerapan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan khususnya.</p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 2. Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan.</p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> 3. Mengeluarkan fatwa atas produk atau jasa keuangan syariah.</p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><i>Wewenang Dewan Syariah Nasional adalah:</i></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 1. Mengeluarkan fatwa yang terkait Dewan Pengawas Syariah di masing-masing perusahaan syariah dan menjadi dasar hukum pihak terkait.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 2. Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti Departemen Keuangan dan Bank Indonesia, dan lain-lain.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 3. Memberikan rekomendasi dan atau mencabut rekomendasi nama-nama yang duduk dalam Dewan Pengawas Syariah pada perusahaan syariah.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 4. Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah, termasuk otoritas moneter dalam dan luar negeri.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 5. Memberikan peringatan kepada perusahaan syariah untuk menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan Dewan Syariah Nasional.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> 6. Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil tindakan apabila peringatan tidak diindahkan.</p> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify" lang="es-ES"> <i><b>3. Badan Arbitrase Syariah Nasional ( Basyarnas )</b></i></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Lembaga yang melakukan penyelesaian sengketa keperdataan secara syariah berdasarkan Al-Quran dan Al-Haddizt terhadap sengketa lembaga keuangan syariah (termasuk Perusahaan Asuransi Syariah) dengan pemerintah, lembaga keuangan lainnya, ataupun masyarakat. Badan ini merupakan penyelesaian sengketa yang dipilih secara sukarela oleh para pihak yang bersengketa.</p> <span style="font-weight: bold;"><br /><br /><br /></span> <div id="sdfootnote1"> <p style="margin-bottom: 0in;"><a class="sdfootnotesym" name="sdfootnote1sym" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote1anc">1</a><span lang="es-ES"> </span><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES">Wirdianingsih, 2005, </span></span><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES"><i>Bank Dan asurnsi Islam Di Indonesia</i></span></span><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES">, Prenada Media, Jakarta, Hlm. 224.</span></span></p> </div> <div id="sdfootnote2"> <p style="margin-bottom: 0in;"><a class="sdfootnotesym" name="sdfootnote2sym" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote2anc">2</a><span lang="es-ES"> </span><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES">Hasan Ali AM, 2004, </span></span></span><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES"><i>Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Historis,Teoritis, dan Praktis</i></span></span><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES">, cet 1, Prenada Media, Jakarta, Hlm. 68.</span></span></span></p> <p class="sdfootnote" lang="es-ES"><br /></p> </div> <div id="sdfootnote3"> <p style="margin-bottom: 0in;"><a class="sdfootnotesym" name="sdfootnote3sym" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote3anc">3</a><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES"> Afzalur Rahman, 1996, </span></span></span><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES"><i>Doktrin Ekonomi Islam</i></span></span><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES">, jilid 4, diterjemahkan oleh Soeroyo dan</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">Nastangin, Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta, Hlm. 44.</span></span></p> <p class="sdfootnote"> </p> </div> <div id="sdfootnote4"> <p style="margin-bottom: 0in;"><a class="sdfootnotesym" name="sdfootnote4sym" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote4anc">4</a><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES">Abdullah Amrin, 2006, </span></span></span><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES"><i>Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengan Asuransi</i></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES"><i>Konvensional </i></span></span><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;"><span lang="es-ES">, Elex Media Komputindo, Jakarta, Hlm. 2.</span></span></span></p> <p class="sdfootnote" lang="es-ES"> </p> </div> <div id="sdfootnote5"> <p style="margin-bottom: 0in;"><a class="sdfootnotesym" name="sdfootnote5sym" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote5anc">5</a> <span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">Wirdyaningsih</span></span><span style="font-size:85%;"><i>, Op. Cit, </i></span><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">Hlm. 227.</span></span></p> <p class="sdfootnote"><br /></p> </div> <div id="sdfootnote6"> <p style="margin-bottom: 0in;"><a class="sdfootnotesym" name="sdfootnote6sym" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote6anc">6</a> <span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">Wirdyaningsih, </span></span><span style="font-size:85%;"><i>Op. Cit</i></span><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">, Hlm. 251-256.</span></span></p> <p class="sdfootnote"><br /></p> </div> <div id="sdfootnote7"> <p style="margin-bottom: 0in;"><a class="sdfootnotesym" name="sdfootnote7sym" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote7anc">7</a> <span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">Abdullah Amrin</span></span><span style="font-size:85%;"><i>,Op. Cit</i></span><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">, Hlm. 31.</span></span></p> <p class="sdfootnote"><br /></p> </div> <div id="sdfootnote8"> <p style="margin-bottom: 0in;"><a class="sdfootnotesym" name="sdfootnote8sym" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote8anc">8</a> <span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">Abdullah Amrin, </span></span><span style="font-size:85%;"><i>Op. Cit</i></span><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">, Hlm. 107.</span></span></p> <p class="sdfootnote"><br /></p> </div> <p style="margin-bottom: 0in;"><a class="sdfootnotesym" name="sdfootnote9sym" href="http://iloonk.blogspot.com/2008/01/asuransi-syariah-sebuah-pengantar.html#sdfootnote9anc">9</a> <span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">Abdullah Amrin, </span></span><span style="font-size:85%;"><i>Op. Cit</i></span><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">, Hlm. 229-234.</span></span></p><p style="margin-bottom: 0in;"><br /><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;"></span></span></p><p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">Oleh :</span></span></p><p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family:TimesNewRoman,Times New Roman,serif;"><span style="font-size:85%;">M. Chairul Basyar (Presidium LISUMA Indonesia)<br /></span></span></p>blog lisumahttp://www.blogger.com/profile/15371660843613675131noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5446069837090450389.post-7388930344262729302008-01-04T02:49:00.000-08:002008-01-04T03:31:03.537-08:00Lirik Lagu-lagu Perjuangan<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Mars LISUMA<br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Di Bawah Panji Lisuma...</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kita Bersatu Bersama-sama...<br />Gegap Gempita Bebaskan Rakyat...<br />Hancurkan Tirani dan Kezaliman...<br /><br />Dibawah Panji Lisuma...<br />Kita Junjung Tinggi Intelektualitas...<br />Bersatu Padu Rapatkan Barisan...<br />Menghadap Masa Depan...<br /><br /></span><br /><span style="font-weight: bold;">Totalitas Perjuangan</span></span><br /></div><br /><div style="text-align: center; color: rgb(51, 51, 51); font-weight: bold;">Kepada Para Mahasiswa...<br />Yang Merindukan Kejayaan...<br />Kepada Rakyat Yang Kebingungan...<br />Di Persimpangan Jalan...<br /><br />Kepada Pewaris Peradaban...<br />Yang Telah Menorehkan...<br />Sebuah Catatan Kemenangan...<br />Dilembar Sejarah Manusia...<br /><br />Wahai Kalian Yang Rindu Kemenangan...<br />Wahai Kalian Yang Turun Kejalan...<br />Demi Mempersembahkan Jiwa Dan Raga...<br />Untuk Negeri Tercinta...<br /><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Darah Juang</span><br /><br /><br />Disini Negeri Kami...<br />Tempat Padi Terhampar...<br />Samuderanya Kaya Raya...<br />Tanah Kami Subur Tuan...<br /><br />Di Negeri Permai Ini...<br />Berjuta Rakyat Bersimbah Luka...<br />Anak Kurus Tak Sekolah...<br />Pemuda Desa Tak Kerja...<br /><br />Mereka Dirampas Haknya...<br />Tergusur dan Lapar...<br />Bunda Relakan Darah Juang Kami...<br />Untuk Membebaskan Rakyat...<br /><br /><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Buruh Tani</span><br /><br /><br />Buruh Tani Mahasiswa Rakyat Miskin Kota...<br />Bersatu Padu Rebut Demokrasi...<br />Gegap Gempita Dalam Satu Suara...<br />Demokrasi Sepenuhnya...<br /><br />Hari-hari Esok Adalah Milik Kita...<br />Terbebasnya Masyarakat Pekerja...<br />Terciptanya Tatanan Masyarakat...<br />Indonesia Baru Tanpa ORBA...<br /><br />Marilah Kawan Mari Kita Songsongkan...<br />Ditangan Kita Tergenggam Arah Bangsa...<br />Marilah Kawan Mari Kita Nyanyikan...<br />Sebuah Lagu Tentang Pembebasan...<br /><br />Di Bawah Kuasa Tirani...<br />Kutelusuri Garis Jalan Ini...<br />Berjuta Kali Turun Aksi...<br />Bagiku Itu Langkah Pasti...<br /><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Diam</span><br /><br />Mengapa DiaDiam, Mengapa Dia Diam...<br />Mengapa Semua Diam...<br />Lihat Penindasan, Ketidak Adilan...<br />Di Indonesia...<br />2x<br /><br />Apa Perlu Kita Bangkitkan Bung Karno... (Tidak Perlu)<br />Apa Perlu Kita Bangkitkan Bung Hatta... (Tidak Perlu)<br />Apa Perlu Kita Bangkitkan Tomo... (Tidak Perlu)<br />Atau Kita...... Bergerak Sendiri...<br /></div><br /><span style="color: rgb(51, 51, 51);"> </span>blog lisumahttp://www.blogger.com/profile/15371660843613675131noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5446069837090450389.post-10629875227156144112008-01-03T14:02:00.002-08:002008-01-03T14:34:42.568-08:00Aksi Pembakaran Bendera Parpol<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9wg21H-9t1inNN0S18vrDBusnKGLA2y0uSH3s41eZptMT5BG9AERQj1yWSN6SaXzdGNYBmTQOZedMz7yjeip5jtsogdDNoiB4Eo2vYhHCv1Ez6ClF2QT4WbMOTtVaCaLW5DqbtWmDv-0/s1600-h/demoparpol4a.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9wg21H-9t1inNN0S18vrDBusnKGLA2y0uSH3s41eZptMT5BG9AERQj1yWSN6SaXzdGNYBmTQOZedMz7yjeip5jtsogdDNoiB4Eo2vYhHCv1Ez6ClF2QT4WbMOTtVaCaLW5DqbtWmDv-0/s320/demoparpol4a.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5151382126140774498" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiw0uTtXFDWaj3P39YyT02E1xfDs6VMfFZyb2u1QoCFm2iCr5gSjS9DCspiAiwUMyV7aWJDn_lahg_S2I3tqLpvqA4r_6yHaRMzRrqMOpE4A4g1EsXza2tuPBTLxjJIDkD1pvhZQAGDPk/s1600-h/demoparpol2a.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiw0uTtXFDWaj3P39YyT02E1xfDs6VMfFZyb2u1QoCFm2iCr5gSjS9DCspiAiwUMyV7aWJDn_lahg_S2I3tqLpvqA4r_6yHaRMzRrqMOpE4A4g1EsXza2tuPBTLxjJIDkD1pvhZQAGDPk/s320/demoparpol2a.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5151382126140774514" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4RJCv8NihiYkObjR8MKYctSUH-hVianbWNYnAep_JxmI9jAxKlzNOFmkJCvnZLVtKfK1LWhaT-OvRUP4otylpD_WCqRF1oYNUnt1evTh-a_ub6tDYx_c-1JyBCeWDKW-J89tvWx8USao/s1600-h/demoparpol3a.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 75px; height: 75px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4RJCv8NihiYkObjR8MKYctSUH-hVianbWNYnAep_JxmI9jAxKlzNOFmkJCvnZLVtKfK1LWhaT-OvRUP4otylpD_WCqRF1oYNUnt1evTh-a_ub6tDYx_c-1JyBCeWDKW-J89tvWx8USao/s320/demoparpol3a.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5151381881327638610" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0AwA56AbCYOS10FRBl6Zne_SKIymYpOGq0hUDgr7r296nug6YfjXSlPozW9xgHB54G-xX8-XZaeczT0tetCF4DD4Sf79yrBbLzE_z9tzKcoCEeFrYPZU-stiqUUkVJXoAW-KrtIJsnBU/s1600-h/demoparpol5a.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0AwA56AbCYOS10FRBl6Zne_SKIymYpOGq0hUDgr7r296nug6YfjXSlPozW9xgHB54G-xX8-XZaeczT0tetCF4DD4Sf79yrBbLzE_z9tzKcoCEeFrYPZU-stiqUUkVJXoAW-KrtIJsnBU/s320/demoparpol5a.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5151381731003783234" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_leBpCCcsE1dz5_h-Qbl5fBOHIeXYpJ5N71EzzEkKOMG2P3oElBX071zXxby_adwrZnSMRHRMRs7LQlpxUZm8qMW2gORh5XeSTNdHCeGVANa9ei3hzUubUVfR1Cu2EyY7tX0W6GOxFws/s1600-h/demoparpol1a.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 93px; height: 93px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_leBpCCcsE1dz5_h-Qbl5fBOHIeXYpJ5N71EzzEkKOMG2P3oElBX071zXxby_adwrZnSMRHRMRs7LQlpxUZm8qMW2gORh5XeSTNdHCeGVANa9ei3hzUubUVfR1Cu2EyY7tX0W6GOxFws/s320/demoparpol1a.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5151381503370516530" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;">"PARP</span><span style="font-weight: bold;">OL"</span> di Indonesia saat ini telah bergeser paradigmanya. dimana tidak ada lagi PARPOL yang menghasilkan Negarawan untuk Negeri ini, melainkan semua kader-kadernya hanya matang sebagai politisi saja. Sehingga para kader tersebut pada saat memimpin tidak lagi mempedulikan nasib Rakyat, akan tetapi kepentingan atau nasib golongan/Partainya-lah yang mereka pikirkan.<br />Bayangkan, di Negara yang kaya raya ini ternyata kemiskinan merajalela. Hal tersebut tidak lepas dari ulah atau paradigma yang sudah bergeser dari para elit bangsa ini. Foto-foto ini adalah salah satu aksi dari LISUMA Indonesia di Bundaran HI pada tanggal 22 Oktober 2007, dengan melakukan orasi dan pembakaran bendera seluruh Partai, mulai dari partai besar hingga partai-partai pecahan botol.<br />"Seharusnya partai tau diri donk, saat ini rakyat sedang susah jadi jangan hanya memikirkan kepentingan politiknya saja. Coba tengok rakyat, mereka banyak yang miskin" tegas Chairul yang merupakan koordinator Aksi pada waktu itu saat di wawancarai oleh beberapa pers.blog lisumahttp://www.blogger.com/profile/15371660843613675131noreply@blogger.com0